Jakarta: Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dituntut meningkatkan kualitas. Sebab, berkembangnya teknologi dan inovasi pendidikan mengakibatkan persaingan internasional dalam dunia pendidikan.
Ketua Forum Dekan Tarbiyah dan Keguruan (FORDETAK) Sururin menuturkan negara mengamanahkan tujuan pendidikan pada perguruan tinggi pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Bab I Pasal 5. PTKIN harus dapat meningkatkan kualitas kompetensi kualitas lulusan, kemampuan bahasa internasional, kemanampuan bekerja sama, hasil penelitian, hingga program yang dilaksanakan.
"Melihat tantangan dan amanah yang negara berikan, FORDETAK mencoba mengubah paradigma Fakultas Tarbiyah di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)," kata Sururin dikutip dari laman kemenag.go.id, Selasa, 15 Maret 2022.
Sururin menyebut pihaknya juga memiliki misi dengan tujuan membina dan mengembangkan kerja sama Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN, IAIN, dan STAIN se- Indonesia. Kemudian, membina dan mengembangkan program pendidikan pada Fakultas Tarbiyah secara nasional, menetapkan standar mutu sumber daya, dan penyelenggaraan pendidikan.
Dia menyebut FORDETAK berusaha meningkatkan mutu pendidikan pada Fakultas Tarbiyah untuk menuju kesetaraan standar lulusan yang memiliki kompetensi dalam ilmu teknologi dan profesi keguruan. Sehingga, mimpi mewujudkan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan menjadi fakultas berkualitas dan berdaya saing di tingkat regional dan global dapat benar-benar terwujud.
"Selain itu, menghadapi society 5.0, kita membutuhkan literasi seperti spritual/religius, bahasa dan komunikasi, digital dan informasi, data dan numerasi, finansial, serta multibudaya dan kolaburasi untuk itu kami mengadakan pertemuan FORDETAK ini," tutur dia.
FORDETAK merupakan forum yang beranggotakan dekan-dekan dari 58 PTKIN yang berasal dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu keguruan (FTIK), dan Fakultas Tarbiyah pada UIN, IAIN, dan STAIN seluruh Indonesia. Tahun ini, FORDETAK mengadakan Seminar Nasional dan Focus Group Discussion (FGD) hybrid yang berlangsung pada 14-16 Maret 2022 di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, dan dibuka Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi.