Pendidik Inspiratif 161 Jerold E.Kemp
Oleh Mardianto
Rencana perancangan pengajaran yang lengkap meliputi;
perkiraan kebutuhan belajar, memilih pokok bahasan dan tugas, meneliti ciri
siswa, menentukan isi pelajaran, menyatakan tujuan belajar, merancang kegiatan
belajar mengajar, memilih sejumlah media, merincikan pelayanan penunjang, dan
mengevaluasi hasil belajar, serta menentukan pemberian uji awal kepada siswa.
(Kemp,1985:14)
Berfikir rinci itu perlu, karena kita menyadari
bahwa mengganggap setiap detail itu adalah penting berarti kita sudah
bercirikan satu keterampilan cara berfikir yang baik. Sungguh kompleks cara
berfikir seperti ini. Tetapi intinya rinci, sistematis dan kompleks itu bagian
yang harus dihadapi bila rancangan pendidikan akan lebih baik.
Pertama kita harus mengenal kebutuhan
belajar, siswa sudah ada dihadapan anda, tetapi apa yang
diinginkan sesuai dengan kebutuhannya hari ini, hari esok, dan dalam lingkungan
apa ia akan hidup. Tidak semua ilmu pengetahuan harus diberikan, tetapi pilih
sesuai dengan kebutuhan anak.
Kedua memilih pokok
bahasan dan tugas, ilmu pengetahuan yang luas harus dikemas
menjadi topik-topik agar tertata, teratur dan terkendali. Tertata agar memilih
mana yang baik mana yang tidak, mana yang pantas mana yang tidak, teratur agar
terkontrol mana yang duluan mana yang belakangan, mana yang berlama-lama mana
yang berdalam-dalam, terkendali agar terkoordinasi oleh pendidik dan peserta
didik, kapan saja, dimana saja dapat dilakukan kegiatan belajar.
Ketiga meneliti ciri
siswa, ketika peserta didik sudah dihadapan kita harus
memahami bakat, minat dan kecenderungan yang ia miliki. Pengetahuan psikologi,
sosiologi dan brain tentang anak itu penting, ingat lain anak lain cara
mengajarnya.
Keempat menentukan isi
pelajaran, merangkai pengetahuan yang luas, pokok bahasan yang
ditetapkan harus diisi dengan bidang apa paling dibutuhkan. Fakta, konsep,
prinsip prosedur itu sekedar taksonomi, kemudian fikih, aqidah, akhlak dan
ibadah itu sekedar pembagian, intinya setiap materi harus ada dasar dan cara
pengembangan bahkan tujuan masing-masing.
Kelima menyatakan tujuan
belajar, tujuan itu penting karena akan memberi arah kemana
belajar akan dilaksanakan. Tetapi yang utama merumuskan tujuan harus terukur,
mungkin dicapai, dapat dijadikan standart apakah seseorang dapat memperolehnya
dalam waktu tertentu, sekaligus dapat mengidentifikasi statistika beberapa
orang yang tidak dapat mencapainya.
Keenam merancang kegiatan
belajar mengajar, inti dari belajar adalah rancangan tentang apa
yang harus dilakukan siswa, baru apa yang harus diperbuat oleh guru, bukan
sebaliknya. Atau paling tidak, kegiatan siswa dulu dirumuskan baru kegiatan
guru mengiringinya semuanya bermuara pada upaya pencapaian tujuan belajar
siswa.
Ketujuh memilih sejumlah
media, alat atau instrument itu penting, karena antara siswa
dan guru ada yang berbeda, umur, pengetahuan juga keterampilan. Media, alat dan
instrument adalah menghubungkan (wasilah) antara siswa guru, materi dan tujuan
agar sama persepsinya, serupa tujuannya.
Kedelapan merincikan
pelayanan penunjang, semua standar telah ditetapkan,
kegiatan dilakukan, namun harus disadari ada hal-hal kecil perlu mendapat
perhatian. Bila ada siswa yang tidak mencapai, atau tujuan yang sulit dicapai,
atau alat yang tidak berfungsi, maka tugas pendidik harus melayani dan
menyempurnakannya.
Kesembilan mengevaluasi
hasil belajar, beda kegiatan disengaja dengan tidak disengaja
adalah adannya evaluasi. Sesuatu dilakukan harus diukur, dan kemudian diberi
tanda sudah sampai mana pencapaian, tujuannya semata untuk meneruskan,
mengembangkan dan memperbaiki apa yang perlu dilakukan untuk tahap berikutnya.
Kesepuluh menentukan
pemberian uji awal kepada siswa. Penjajakan, atau identifikasi
terhadap kondisi awal itu penting, agar semua perangkat dapat menyesuaikan
apakah diturunkan, dinaikkan, atau dihilangkan sama sekali, ini adalah bagian
yang harus dilakukan sebelum semuanya berlangsung.
Pendidik inspiratif bila berfikir rinci maka ia
akan mendapatkan kemudahan dalam mengidentifikasi, bila ia bekerja sistematis
maka setiap langkah akan bermakna tidak ada yang sia-sia. Sampailah bila ia
memahami dengan baik dan benar semua kegiatan yang kompleks maka akan menjadi
tantangan dan dapat diselesaikan sebagai sebuah kegiatan pembelajaran.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun
negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.