Pendidik Inspiratif Poedjawijatna
Oleh Mardianto
Adapun yang kami maksud disini
dengan istilah logika, ialah filsafat budi (manusia) yang mempelajari teknik
berpikir, untuk mengetahui bagaimana manusia berpikir dengan semestinya (dengan
seharusnya). Jadi obyek forma logika ialah mencari jawab: bagaimana manusia
dapat berpikir dengan semestinya. Poedjawijatna,1992:15)
Berfikir, merasa dan berkehendak
adalah bagian dari kehidupan manusia ketika ia bangun sampai tidur dalam siklus
kehidupan. Bagaimana kehidupan ini akan benar, maka ia harus menggunakan
fikirannya, bagaimana pengalaman kita agar terasa nyaman, maka kitapun mesti
mengendalikan perasaan, dan bagaimana kemampuan kita menjadi bermanfaat, untuk
itu manusia harus menyadari kehendak yang wajar.
Berfikir dengan benar, merasa yang
disadari, serta kehendak yang patut adalah bagian dari ciri utama seseorang
yang hidup bermanfaat bagi orang lain. Karena ia telah melakukan kebaikan untuk
dirinya dan kemudian ia akan memberikan pada orang lain, akhirnya komunitas
membutuhkan pengalaman hidupnya untuk ditiru, dicontoh, dan diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Sebenarnya orang yang kita maksud di
atas adalah guru, atau pendidik. Mengapa dia mau dan mampu mendidik, mengajar
dan melatih, karena dia telah melakukannya sendiri dalam kehidupan. Maka guru
yang belum melakukan ilmunya sulit dinyatakan bahwa dia dapat mendidik,
mengajar dan melatihkan ilmu secara profesional, apalagi cerita keberkehan.
Kembali cerita guru yang mampu
berfikir dengan benar, inilah yang menjadi bagian penting dari fakultas
keguruan, mengapa mata kuliah filsafat sangat penting. Begitu juga, bahasa,
logika dan matematika adalah hal utama yang harus dijadikan kualifikasi seorang
guru atau pendidik.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun
negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.