Pendidik Inspiratif Anderson & Krathwohl
Oleh Mardianto
Apa yang guru-guru butuhkan untuk
turut meningkatkan mutu pengajaran dan pembelajaran? Menurut kami, para guru
membutuhkan sebuah kerangka (framework) yang akan memudahkan mereka memahami,
menata, dan mengimplementasikan tujuan-tujuan pendidikan. Kerangka ini, sekali
lagi, diharapkan dapat membantu mereka merencanakan pengajaran dan mengajar
dengan tepat merancang asesmen dan strateginya yang valid dan menyelaraskan
pengajaran dan asesmen tersebut dengan tujuan-tujuan pendidikan. (Anderson
& Krathwohl,2010:ix).
Seorang guru berdiri di depan kelas
maka pada dirinya terdapat empat tugas utama yakni; mempertimbangkan, mengelola
dan mengembangkan serta mengambil keputusan. Keempat tugas tersebut secara
sistmatis dilakukan pada setiap siklus pembelajaran, jadi dapat saja berubah
disebabkan input, lingkungan maupun kebutuhan, disinilah letak seorang pendidik
yang progresif tetapi pleksibel.
Tugas pertama mempertimbangkan
adalah merujuk pada berbagai nilai yang dianut dalam kegiatan pendidikan,
apakah itu nilai agama, nilai budaya, nilai segala aturan terkait dengan tugas
mendidik dan mengajar. Dalam hal ini seorang guru biasanya ia tidak lagi
bertanya, apa yang harus saya ajarkan, tetapi apalagi yang tidak boleh saya
sampaikan.
Pengetahuan awal yang harus dimiliki
oleh pendidik dalam hal ini adalah filsafat pendidikan, psikologi belajar,
sampai pada kurikulum. Tentu sungguh sulit dibayangkan seorang yang berdiri di
depan kelas tidak memiliki arah dalam belajar tidak mengenal siapa yang
dididik, dan kurang memahami rangkaian materi yang akan disampaikan.
Tugas kedua mengelola kegiatan
pendidikan, hal ini dapat disamaka dengan menata dari sejak administrasi,
sampai pertimbangan dalam interaksi. Bila tujuan pendidikan telah ditetapkan,
peserta didik telah disiapkan, materi siap disajikan, seorang pendidik harus
mampu meramu menjadi sebuah kegiatan. Ramuan ini disebut dengan strategi
pembelajaran, darimana dimulai memang ada aturan, tetapi kadang di lapangan
guru lebih mengerti karena pengalaman adalah guru tak pernah berhenti. Seketat
apapun rancangan dan ketentuan, namun kemampu menghadapi atau adaptasi terhadap
situasi itu hal utama bagi seorang guru, disinilah makna pengalaman menghadapi
masalah ternyata itulah guru yang sesungguhnya.
Tugas ketiga adalah mengembangkan
kegiatan pembelajaran. Betapa progresifnya kegiatan pendidikan apalagi tugas
utama seorang guru, setiap kali pertemuan pasti ada yang berbeda, pekan ini
berbeda materi pelajaran yang akan disampaikan, semester depan berbeda murid
yang akan diajarkan, periode berikutnya mungkin berbeda kebijakan pemerintah
yang akan dijalankan. Sungguh luar biasa dunia pendidikan, semua warganya tak
pernah statis, terlebih guru yang setiap saat harus taat aturan atau sekedar
menjalankan perintah atasan.
Mengembangkan kegiatan pendidikan
adalah mengerti dan memahami serta menjalankan prinsip utama landasan
pendidikan. Tetapi didunia nyata, lingkungunan yang terus berubah, tetapi
dukungan juga yang mungkin surplus, atau kemampuan anak yang pluktuatif adalah
tantangan. Mengembangkan kegiatan pendidikan bukan hal mudah, tetapi sekali
lagi pengalaman sangat menjadi penting, dengan tidak sekedar trayel end error.
Tugas keempat adalah memutuskan.
Sebagai seorang pendidik, maka statusnya memiliki wewenang terhadap apa yang
dilakukannya, ia adalah mendidik anak, menetapkan strata, dan kemudian
memberikan rekomendasi. Apakah seseorang sesuai dengan standart yang telah
ditetapkan, baik standart input boleh mengikuti pelajaran, standar proses
diterima dalam kegiatan pembelajaran, atau standar output, sudah layak
memperoleh satu kompetensi.
Pendidik memiliki otoritas terhadap
standart hal ini dengan cara ia yang membuat keputusan. Keputusan tentu sesuai
dengan ranah yang menyatu pada jabatannya seperti guru ditingkat sekolah dasar
ia memutuskan anak boleh naik kelas atau tidak, ditingkat sekolah menengah anak
memperoleh nilai seberapa untuk mata pelajaran tertentu, ditingkat perguruan
tinggi mahasiswa diperkenankan lanjut ke strata berikutnya atau tidak.
Para pendidik inspiratif memang
benar membutuhkan panduan tetapi pengalaman lebih utama untuk turut
meningkatkan mutu pengajaran dan pembelajaran. Kebutuhan dimaksud tidak lebih
adalah berbagai kerangka (framework) yang diperolehnya dari pengalaman dalam
mengelola pendidikan dan pembelajaran. Kita percaya setiap pengalaman pasti ada
nilai pendidikan di dalamnya, tergantung pada siapa yang mencari ibrah dari apa
yang terjadi disekitar kita.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun
negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.