Pendidik Inspiratif Hidayat
Nataatmadja
Oleh Mardianto
Al Fatihah dikenal sebagai intisari
dan sekaligus surah pembuka ke penghayatan Al Qur`an. Kita lupa bahwa bahasa Al
Qur`an bukan bahasa manusia biasa, melainkan bahasa tamsil yang mengandung
makna yang tidak terhingga dalamnya, karena itu tiada manusia secara sempurna
mampu mengenal makna ayat-ayat itu, yang berarti setiap zaman manusia wajib
menggali makna-makna baru dihubungkan dengan pengalaman baru dalam perjalanan
sejarah evolusi manusia di bumi. (Nataatmadja,1985:1)
Sepanjang perjalanan hidup kita
didasari oleh adanya satu kebutuhan yakni ingin mempertahankan hidup, ingin
hidup lebih baik, dan akan menggapai satu tujuan bahagia dunia dan akhirat.
Untuk mencapai hal tersebut banyak cara dilakukan berbagai macam jalan
ditempuh, bahkan dari yang formal sampai diluar nalar dijadikan gadai untuk
menetapkan bahagia itu adalah miliknya.
Itulah kehidupan, sepanjang
perjalanan mempunyai berbagai pengalaman, kadang terus maju dan berkembang,
sesekali menghadapi coba`an bahkan terhenti. Merenung, dan mengkaji diri
dimulai dari mana sesungguhnya hidup ini. Seorang Hidayat Nataatmadja dalam
berbagai kajian konsisten tentang perlunya belajar arti kehidupan dari
pengalaman ini. Menurut beliau; setiap manusia wajib menggali makna-makna baru
yang terhubung dengan pengalaman baru dalam kehidupan ini.
Bila ditelusuri lebih jauh, agama
muncul atau hadir menjadi bagian dari solusi atas masalah dalam kehidupan ini.
Lebih dari itu dengan agama manusia akan selamat, bahkan ia jauh dari
marabahaya, tentu dengan mengikut seluruh ajarannya secara konsisten. Menjadikan
kitab suci seperti Al Qur`an sebagai bagian dari kehidupan itulah langkah
utama. Menurut Nataatmadja bahwa; Al Qur`an adalah bahasa tamsil yang
mengandung makna tidak terhingga dalamnya, dimana manusia hanya mampu mengenal
makna ayat.
Kita bisa mencatat bahwa walaupun
kita telah mengenal, mempelajari, mendalami, menafsirkan sampai mendiskusikan
diberbagai kesempatan, ternyata itu belum dapat menjadi bagian utama dari pesan
Al Qur`an yang sesungguhnya. Mengapa demikian?
Pertama memang manusia yang berubah,
dan terus berkembang tidak ada yang permanen, maka penafsiran pun tidak mungkin
mutlak untuk sepanjang zaman.
Kedua, kedalaman manusia pasti
berbeda dengan nabi yang menyampaikan, apa lagi sang pemilik
ayat, inilah makna kenisbian dari ilmu yang dimiliki manusia, dan
Ketiga sekaligus pengakuan bahwa Al
Qur`an itu kitab suci yang berbeda dengan buatan manusia, jauh dari jangkauan
pengetahuan dan inilah upaya tetap mensakralkan pesan-pesan dari semua ayat.
Tetapi Hidayat Nataatmadja, memberi
jalan untuk menelusuri tiga hal di atas, dengan sistematika yang paling
sederhana yakni dengan memaknai awal kitab suci yakni surah Al Fatihah. Menurut
beliau; Al Fatihah dikenal sebagai intisari dan sekaligus surah pembuka ke
penghayatan Al Qur`an yang lebih dalam dan lebih luas.
Dengan Al Qur`an kita dapat menelusuri siapa manusia pertama, dengan Al Qur`an pula kita dapat memprediksi siapa manusia terakhir yang akan hidup di dunia ini. Apakah itu berarti Al Qur`an ada ditengah-tengah usia bumi ini, kita setuju bahwa manusia harus terus mempelajarinya, tetepi jangan sekali-kali ia telah berhasil, apalagi berhenti. Itulah Al Qur`an, itulah manusia, itulah petunjuk yang harus diikuti sebagai sebuah pilihan bagi orang yang beragama.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.