Pendidik Inspiratif Stephen
P.Robbins
Oleh Mardianto
Meskipun
terdiri dari bagian-bagian atau sub-sub sistem, organisasi itu sendiri
sebenarnya merupakan subsistem di dalam sistem yang lebih besar. Jenis-jenis
sistem biasanya diklasifikasikan menjadi dua yakni sistem terbuka dan sistem
tertutup. Sistem tertutup biasanya seperti dari ilmu fisika, sementara sistem
terbuka biasanya dari ilmu-ilmu sosial yang menerima energi dari luar sistem.
(Robbins,1994:13).
Saya
adalah terdiri dari seluruh unsur yang ada dalam tubuh baik jasmani, rohani
maupun eksistensi. Sementara saya secara progresif adalah dari apa yang saya
makan, tetapi juga dari apa yang dipandang orang tentang saya. Saya selalu
berubah, berkembang dan terus berkemamuan sampai mati.
Sebagai
sebuah sistem pertama saya harus selalu memenuhi kebutuhan biologis, seperti
makan, minum, istirahat, olahraga dan lain sebagainya.
Sebagai
sebuah sistem kedua saya juga harus mengembangkan kebutuhan psikologis,
contohnya saya menyukai dan berhasrat untuk mendapatkan sesuatu, memberi dan
mencoba menghindari hal-hal tertentu.
Sebagai
sebuah sistem ketiga saya setiap saat mempertimbangkan apakah saya dan orang
lain setuju dengan fikiran, perasaan dan kemauan saya. Contohnya ingin tertawa
bersama karena gembira, ingin menangis bersama karena bersedih, atau juga ingin
membangun bersama karena cinta.
Dalam
sistem yang penuh dalam pengendalian saya sendiri, cenderung tertutup karena
sejak perencanaan, pelaksanaan sampai proses dan hasilnya total sepenuhnya
menjadi tanggungjawab saya. Itulah sebuah sistem ada yang harus kita
kendalikan, tetapi menuntut tanggungjawab, khususnya untuk kehidupan kita
sendiri. Siapa saja yang membangun sistem tertutup, atau pengendalian terhadap
sebuah sistem, maka semakin besar pula tanggungjawab yang ada pada dirinya.
Paling tidak apakah sistem tersebut menyelamatkan dirinya atatu tidak,
contohnya bila seseorang mempunyai perusahaan, organisasi tertutup, maka kita
tinggal lihat apakah ia yang mengendalikan atau ia yang dikendalikan.
Dalam
sistem yang lebih dikendalikan pihak lain, apakah orang lain, bersama atau
faktor yang lebih luas, cenderung disebut sistem terbuka. Sejak awal sebelum
kita terlibat sistem tersebut sudah ada, ketika kita ingin bergabung atau
menjadi bagian dari sistem terebut, sistem itu tetap berjalan, dan mungkin saja
ada atau tidak peran kehadiran kita, sistem tersebut tetap eksis. Justru disini
kita ditantang, apakah masuk dalam sistem ingin menentukan arah sistem kepada
yang lebih baik, atau justru kehadarian kita merusak sistem. Resiko dari sistem
terbuka selalu lebih kecil, karna banyak faktor yang lebih fleksibel, tetapi
juga lebih banyak kendali pada berbagia faktor yang ada.
Belajar
tentang sistem itu perlu, karena memang kita lahir ke muka bumi ini sudah sejak
awal adalah bagian dari sistem siklus manusia, seperti lahir, hidup dan mati,
tidak ada yang keluar dari sistem tersebut. Apakah kita dapat hidup yang
berkualitas, atau justru kita sendiri mau bermalas-malas menentukan apa yang
ada dalam jangkauan sendiri, bergerak sebatas tempat tidur, melihat seukuran
layar telefon seluler, semua dalam pengendalian diri dengan memijit tombol.
Semua itu penuh dengan resiko dan tanggungjawab, itulah sistem terbuka dan
tertutup.
Pendidikan
itu sebuah sistem, ingin terlibat dalam dunia pendidikan, maka diminta memilih,
mau jadi pendidik, atau peserta didik, atau tenaga kependidikan, atau pengamat
di luar. Serta atau tidak diri kita dalam pendidikan, sistem pendidikan tetap
berjalan, itu artinya sistem itu telah baik, kuat dan progresif. Sistem
pendidikan yang baik adalah pendidikan yang dapat mengakomodir seluruh warga
pendidikan. Harapan saya tidak dapat diakomodir pendidikan, maka bukan sistem
pendidikan yang salah, tetapi harapan saya yang memang bukan pada ranah
pendidikan. Jadi jangan memaksakan diri berada dalam sistem bila memang fikiran
kita belum dapat menerima apa itu pendidikan sebagai sebuah sistem.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun
negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.